Dua Negara ASEAN Izinkan 197 Negara Masuk Tanpa Visa

Dua negara di kawasan Asia Tenggara kini dinobatkan sebagai negara paling terbuka di dunia dalam hal akses masuk bagi wisatawan mancanegara. Keduanya memberikan fasilitas bebas visa bagi warga dari 197 negara, menjadikannya sebagai destinasi yang ramah dan strategis bagi wisata, bisnis, maupun diplomasi internasional.

Kebijakan ini mencerminkan semangat keterbukaan dan kerja sama global yang semakin kuat di kawasan ASEAN. Dalam era pascapandemi, banyak negara berlomba-lomba menarik kembali wisatawan dan investor asing untuk memulihkan ekonomi. Pemberlakuan bebas visa menjadi salah satu langkah efektif untuk meningkatkan mobilitas lintas negara dan memperkuat hubungan antarbangsa.

Timor-Leste: Strategi Meningkatkan Citra dan Ekonomi Baru

Sebagai salah satu negara termuda di Asia Tenggara, Timor-Leste berupaya memperkenalkan diri ke dunia internasional melalui sektor pariwisata. Pemerintahnya menyadari potensi besar pariwisata alam, budaya, dan bahari sebagai penggerak ekonomi nasional.

Dengan membebaskan visa bagi hampir semua negara, Timor-Leste ingin menarik minat wisatawan global serta investor yang dapat membantu mengembangkan infrastruktur dan lapangan kerja lokal. Selain itu, kebijakan ini juga memperkuat citra negara sebagai destinasi yang aman, ramah, dan terbuka bagi semua kalangan.

Langkah ini dianggap sebagai strategi diplomasi ekonomi yang efektif. Kemudahan akses akan mempercepat pertumbuhan industri pariwisata yang selama ini masih belum tergarap maksimal, sekaligus meningkatkan devisa negara dari kunjungan wisatawan mancanegara.

Kamboja: Memperkuat Daya Saing di Tengah Persaingan ASEAN

Sementara itu, Kamboja telah lama menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan ekonomi. Dengan ikon dunia seperti Angkor Wat, negara ini terus menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Namun, setelah pandemi COVID-19, kunjungan wisata mengalami penurunan drastis.

Untuk memulihkan sektor tersebut, pemerintah Kamboja menerapkan kebijakan bebas visa bagi 197 negara. Tujuannya jelas: menghidupkan kembali arus wisatawan asing tanpa hambatan administratif. Dengan kemudahan ini, Kamboja berharap bisa bersaing dengan destinasi populer lain di kawasan seperti Thailand dan Vietnam.

Selain itu, langkah ini juga mendukung hubungan internasional yang lebih erat. Dengan membuka pintu bagi hampir semua negara, Kamboja memperkuat posisinya sebagai negara yang ramah, stabil, dan siap bekerja sama di berbagai bidang ekonomi serta kebudayaan.

Negara-negara yang memberikan kebijakan ini menempati posisi tertinggi dalam indeks keterbukaan visa dunia yang dirilis oleh lembaga internasional bidang perjalanan. Mereka berhasil menciptakan ekosistem yang aman, efisien, dan mendukung pertumbuhan sektor pariwisata. Dengan memberikan kemudahan akses, negara tersebut tidak hanya menarik pelancong biasa, tetapi juga pelaku bisnis, pelajar, dan pekerja kreatif dari berbagai belahan dunia.

Selain berdampak positif pada sektor pariwisata, kebijakan bebas visa ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Industri perhotelan, transportasi, dan kuliner mendapatkan peningkatan signifikan karena lonjakan jumlah pengunjung asing. Tak hanya itu, hubungan diplomatik antarnegara juga semakin erat karena kemudahan mobilitas lintas batas.

Namun, di balik kebijakan terbuka ini, pemerintah tetap menerapkan pengawasan imigrasi yang ketat untuk menjaga keamanan dan stabilitas dalam negeri. Setiap pengunjung tetap diwajibkan mematuhi aturan masa tinggal, kegiatan selama di negara tujuan, serta prosedur keamanan di perbatasan.

Langkah dua negara ASEAN ini menjadi contoh bagi negara lain di kawasan yang ingin memperkuat daya saing global di sektor pariwisata dan investasi. Di tengah meningkatnya kebutuhan mobilitas internasional, pendekatan inklusif seperti ini dianggap sebagai strategi efektif untuk mempercepat pemulihan ekonomi sekaligus mempererat hubungan antarbangsa.

Baca juga: Ponsel Lipat Makin Populer, Siapa Pihak yang Untung?

Dengan semakin banyak negara yang membuka diri melalui kebijakan bebas visa, masa depan perjalanan internasional di kawasan Asia Tenggara diprediksi akan semakin dinamis, terbuka, dan penuh peluang bagi masyarakat dunia.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *